Rabu, 28 April 2010

Peran Warna dalam Tekstil

Warna-warni berhubungan erat dengan keindahan. Di mana pun kita berada, warna selalu paling menonjol dibandingkan dengan hal lain. Hal ini tidak terbatas pada orang tertentu saja, tetapi semua kalangan; mulai dari anak kecil (bahkan balita sekalipun) sampai orang tua. Warna dapat berbicara banyak, seperti misalnya sebagai petunjuk, lambang, kepribadian, sifat, hingga yang bermanfaat bagi masalah keselamatan, kesehatan, serta masih banyak lagi.
Warna dapat terlihat atau tertangkap oleh mata karena adanya sinar. Sinar utama yakni matahari menyebabkan mata dapat menangkap berbagai bentuk beserta warnanya. Intensitas atau kekuatan warna disebabkan oleh kuat lemahnya sinar. Oleh karena itu semakin lemah sinarnya maka semakin gelap pula warnanya; sedang semakin cerah sinarnya maka warna yang tampak semakin cerah.
Di dunia pertekstilan, corak dengan motif semenarik apa pun tidak akan berarti jika tanpa warna (lihat contoh gambar di atas). Seindah apa pun motifnya jika warnanya tidak mendukung maka secara keseluruhan tekstil tersebut tidak akan menarik perhatian. Oleh sebab itu seorang desainer tekstil harus panda-pandai memilih warna yang tepat sesuai kebutuhan semua konsumen. Apalagi masalah warna ini erat hubungannya dengan selera. Dengan demikian dibutuhkan alternatif yang cukup bervariasi untuk dapat memenuhi berbagai selera yang ada.

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. INFO TERBARU!!!!

    "BIOREMOVAL LIMBAH ZAT WARNA TEKSTIL BUATAN BERGUGUS QUINONE MEMANFAATKAN KAYU APU DAN ECENG GONDOK DENGAN ALIRAN KONTINYU!!"

    Pengolahan limbah dengan menggunakan tanaman air telah menjadi salah satu alternatif yang cukup murah dan efisien, khususnya dalam pemecahan masalah limbah zat warna tekstil. Limbah yang digunakan adalah limbah warna tekstil buatan yang mengandung gugus quinone dengan cara melarutkan methylene blue dalam air PDAM. Penelitian ini menggunakan variasi peletakan tanaman air kayu apu - eceng gondok dan konsentrasi limbah zat warna tekstil buatan. Sedangkan parameter yang diukur adalah pH, warna dan COD. Penelitian ini dibagi dalam dua tahap. Pertama, penelitian pendahuluan, dilakukan secara batch untuk mencari konsentrasi maksimum limbah zat warna tekstil buatan (didapatkan 0,01 gr/L) dan kepadatan optimum tanaman air (didapatkan 40 mg/cm2). Kedua, dilakukan penelitian yang menggunakan sistem kontinyu dengan variasi urutan rangkaian tanaman dan konsentrasi. Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah rangkaian reaktor eceng gondok * kayu apu memiliki kemampuan menurunkan warna (84,62 %) dan COD (81,59 %) yang lebih baik daripada rangkaian reaktor kayu apu * eceng gondok yang menurunkan warna (76,92 %) dan COD (72,39 %) pada konsentrasi limbah zat warna 0,0025 gr/L. Laju penyisihan terbaik oleh tanaman saja rata-rata perhari, pada reaktor eceng gondok * kayu apu memiliki laju penyisihan warna (0,0090 mg/L) dan COD (25,97 mg/L) yang lebih baik daripada reaktor kayu apu * eceng gondok dengan laju penyisihan warna (0,0068 mg/L) dan COD (19,48 mg/L) pada konsentrasi 0,01 gr/L. Variasi konsentrasi limbah berpengaruh terhadap kemampuan removal oleh tanaman, dan perubahan nilai pH tidak terpengaruh oleh variasi konsentrasi limbah zat warna tekstil buatan tetapi terpengaruh oleh aktifitas tanaman uji dan aktifitas mikroorganisme dalam reaktor. Nilai pH cenderung semakin turun hingga hari terakhir penelitian. Nilai pH terendah dicapai reaktor eceng gondok * kayu apu pada konsentrasi limbah zat warna 0,0025 gr/L, yakni 7,2.

    Luar biasa Bukan??!!

    BalasHapus
  3. Saya selaku mahasiswi jurusan kriya tekstil juga sangat menyukai warna, Karena dengan warna akan lebih menimbulkan greget serta dapat mengecohkan kekurangan dilain pihak, seperti pada tekstil kain, apabila kain tidak begitu bagus, namun di imbangi dengan warna sesuai dan menarik akan mendapatkan mutu yang lebih baik serta memberi nilai plus dalam kain tersebut. Warna juga sebagai eyecatching di berbagai kesempatan sesuai moment yang tepat. Seperti warna yang digunakan untuk keperluan siang hari, malam hari, musim panas, musim dingin, untuk di dalam maupun diluar ruangan (terkhusus pada tekstil pakaian). Warna-warna tersebut harus disesuikan untuk menghindari warna yang mencolok (merusak mata)serta menghindari warna yang kurang menarik karena salah pencahayaan.

    BalasHapus